Rabu, 21 Oktober 2009

PROSES KEPERAWATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

PROSES KEPERAWATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Oleh : Ns.Wiwik Priyatin,S.Pd.S.Kep.

Staff Pengajar Akademi Keperawatan “Yakpermas” Banyumas

Blog : http : //wiwikaisya.blogspot.com/

I.Pendahuluan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan No.23 tahun 1992 dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 :3).Hal tersebut berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan social saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya.

Dalam rangka untuk mewujudkan kesehatan dilakukan upaya kesehatan, yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat (Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 8).Upaya mewujudkan kesehatan dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu aspek kuratif dan rehabilitative sedangkan peningkatan kesehatan mencakup dua aspek juga yaitu aspek preventif dan promotif.Hal tersebut dapat diartikan bahwa upaya untuk mewujudkan kesehatan dilakukan secara komprehensif, oleh sebab itu upaya kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang, kelompok, atau individu harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.

Dengan demikian, sebagai seorang perawat atau calon perawat hendaknya memiliki bekal yang cukup salah satunya adalah kemampuan melakukan pengkajian dan membuat strategi pembelajaran pada konsep pendidikan atau promosi kesehatan sebagai bentuk persiapan dalam melakukan promosi kesehatan.

Makalah ini memaparkan tentang pengkajian factor prediosposisi (predisposing factors), factor pemungkin (Enambling factors), factor penguat (Reinforcing factors), pengkajian pada individu, keluarga serta masyarakat dan bagaimana membuat Diagnosa pembelajaran serta strategi pembelajarannya.

II. Konsep Promosi Kesehatan

Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai factor, baik factor internal maupun factor eksternal. Secara garis besar factor – factor yang mempengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut yaitu lingkungan yang mencakup fisik, social, budaya, politik, ekonomi, ;perilaku;pelayanan kesehatan dan hereditas (keturunan).

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat hendaknya juga dialamatkan kepada emapat factor tersebut. Intervensi terhadap factor lingkungan fisik adalah dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan, sedangkan intervensi terhadap lingkungan social, budaya, politik dan ekonomi dalam bentuk program – program peningkatan pendidikan, perbaikan social ekonomi masyarakat, penstabilan politik dan keamanan, intervensi terhadap factor pelayanan kesehatan adalah dalam bentuk penyediaan dan atau perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan, perbaikan system dan manajemen pelayanan kesehatan sedangkan intervensi terhadap factor hereditas antara lain dengan perbaikan gizi masyarakat khususnya perbaikan gizi ibu hamil.

Dengan demikian, kalau kita telaah secara keseluruhan factor-faktor tersebut terkait dengan perilaku manusia. Perilaku merupakan factor terbesar kedua setelah factor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum:1974, dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 15). Upaya terhadap factor perilaku secara garis besar yaitu :

A. Tekanan (Enforcement)

Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaan atau koersi (coertion). Upaya enforcement ini bias dalam bentuk undang-undang atau peraturan-peraturan (law enforcement), instruksi-instruksi, tekanan-tekanan (fisik atau non fisik), sanksi-sanksi.Dampak terhadap perubahan perilaku lebih cepat, tetapi pada umumnya tidak langgeng (sutainable), karena perubahan perilaku yang dihasilkan dengan cara ini tidak didasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut.

B. Pendidikan (Education)

Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi (pendidikan kesehatan) lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan, dengan kata lain promosi kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Menurut Green dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 16, perilaku dipengaruhi oleh tiga factor utama : factor predisposisi (predisposing factor), Faktor pemungkin (Enambling factors), factor penguat (reinforcing factors)

III.Proses keperawatan

Proses keperawatan merupakan suatu modalitas pemecahan masalah yang didasari oleh metode ilmiah, yang memerlukan pemeriksaan secara sistematis serta indentifikasi masalah dengan pengembangan strategi untuk memberikan hasil yang diinginkan. Proses keperawatan adalah salah satu alat bagi perawat untuk memberikan hasil yang diinginkan.

A. Pengkajian

Adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Pengkajian factor perilaku dalam promosi kesehatan menurut Lawrence Green : 1980 dalam bukunya Soekidjo Notoatmodjo, 2007 : 16-17).

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor yang perlu dikaji adalah :

a. Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan

b. Tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan

c. Sistm nilai yang dianut masyarakat

d. Tingkat pendidikan

e. Tingkat social ekonomi

Hal di atas dapat dijelaskan bahwa untuk berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun janinnya.Faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku,maka sering disebut factor pemudah.

2. Faktor pemungkin (Enambling factors )

Faktor yang perlu dikaji adalah :

a. Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat

Missal : air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta.

3. Faktor Penguat (Reinforcing factors)

Faktor yang perlu dikaji :

a. Factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas termasuk petugas kesehatan.

b. Undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah yg terkait dengan kesehatan

B. Promosi Kesehatan Terkait Faktor

1. Promosi kesehatan dalam factor – factor predisposisi

Pendidikan atau promosi kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masayarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya maupun masyarakatnya, begitu pula promosi kesehatan memberikan pengertian tentang tradisi, kepercayaan masyarakat, dsb.

2. Promosi kesehatan dalam factor – factor Enabling

Pendidikan kesehatan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat agar mereka mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan dengan Cuma-Cuma tetapi memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik (pelatihan dan bimbingan), memberikan arahan, dan cara-cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana, pemberian fasilitas hanya sebagai percontohan. Bentuk pendidikan yang sesuai pengembangan dan pengorganisasian yang sesuai (PPM), upaya peningkatan pendapatan keluarga, bimbingan koperasidsb.yang memungkinkan tersedianya polindes, pos obat desa, dana sehat, dsb.

3. Promosi kesehatan dalam factor Reinforcing

Promosi kesehatan yang paling tepat adalah bentuk pelatihan bagi toga, toma dan petugas kesehatan sendiri.Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar sikap dan perilaku petugas dapat menjadi teladan, contoh atau acuan bagi masyarakat tentang hidup sehat (berperilaku hidup sehat).

C. Pengkajian pada Individu

Pengkajian awal (initial assessment), dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.Selama pengkajian umum, perawat mengidentifikasi kesehatan yang dialami klien, dengan mengumpulkan data pengkajian baik umum maupun khusus dapat memudahkan perencanaan perawatan klien.

Hal yang harus dikaji :

a. Identitas pasien

b. Riwayat penyakit

c. Pola – persepsi –pemeliharaan kesehatan

d. Pola aktivitas latihan

e. Pola Nutrisi dan metabolic

f. Pola Eliminasi

g. Pola Tidur istirahat

h. Pola kognitif – persepsi

i. Pola toleransi – koping stress/persepsi diri/konsep diri

j. Pola seksual – reproduktif

k. Pola hubungan dan peran

l. Pola Nilai dan keyakinan

m. Pengkajian fisik

n. Pernapasan atau sirkulasi

o. Metabolik-integumen

p. Abdomen

q. Neurosensori

r. Muskuloskeletal

s. Perencanaan pulang

Pengkajian lebih lanjut dengan menggunakan format pengkajian (Lihat dan baca pada buku pengantar dokumentasi Proses Keperawatan karangan A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kep.)

D. Pengkajian pada Keluarga

Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga.Pengkajian keluarga dengan cara mengidentifikasi data demografi dan social cultural, data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping yang digunakan dalam keluarga dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian individu sebagai keluarga dengan cara mengkaji :fisik, mental, emosi, social dan spiritual. Pengkajian lebih lanjut dengan menggunakan format pengkajian Keluarga.(Format pengkajian terlampir).

E. Pengkajian pada Masyarakat

Hal yang perlu dikaji :

1. Data Inti

2. Data lingkungan fisik

3. Pelayanan kesehatan dan social

4. Ekonomi

5. Keamanan dan transportasi

6. Politik dan pemerintahan

7. Sistem komunikasi

8. Pendidikan

9. Rekreasi

Pengkajian lebih lanjut dengan menggunakan format pengkajian komunitas (masyarakat).(Format Pengkajian terlampir).

Iv. Penutup

Demikian bahan ajar :makalah ini, dibuat sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk belajar pada mata kuliah promosi kesehatan pada kompetensi pengkajian factor prediosposisi (predisposing factors), factor pemungkin (Enambling factors), factor penguat (Reinforcing factors), pengkajian pada individu, keluarga serta masyarakat dan bagaimana membuat Diagnosa pembelajaran serta strategi pembelajarannya. Untuk kompetensi yang belum ada, akan di bahas pada pertemuan selanjutnya.Makalah ini juga sebagai media bagi penulis dalam proses pembuatan buku ajar bagi mahasiswa.

V.Referensi

1. Aziz Alimul Hidayat, 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC.jakarta.

2. Soekidjo Notoatmodjo, 2003.Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Penerbit PT Rineka Cipta.Jakarta.

3. Soekidjo Notoatmodjo, 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Penerbit PT Rineka Cipta.Jakarta.

4. Wahit Iqbal Mubarak, dkk, 2006.Ilmu Keperawatan komunitas 2.Penerbit CV Sagung seto. Jakarta.

Selasa, 13 Oktober 2009

KEBERSIHAN DIRI

KEBERSIHAN DIRI DAN LINGKUNGAN

(Personal Hygiene/PH and Environment Sanitation )

Oleh : Wiwik Priyatin

Staff Pengajar Akademi Keperawatan “Yakpermas” Banyumas

Blog : http :// wiwikaisya.blogspot.com/

I. Pendahuluan

Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan hal yang fundamental, dan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari – hari, begitupula kita seringkali diingatkan dengan slogan “Kebersihan sebagian dari pada iman “ yang berarti bahwa kebersihan mencerminkan kekuatan iman seseorang, kembali lagi hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu kita pahami dan kita lakukan secara berkesinambungan dari kita lahir sampai kita tutup usia pada nantinya.

Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal –hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78).

Dari pernyataan di atas, dapat kita simpulkan bahwa Kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari; kemudian bagaimana dengan kebersihan diri dan lingkungan yang mempengaruhi hygiene klien di Rumah Sakit ?

Pasien atau klien adalah individu yang tidak terlepas dari adanya masalah kesehatan. Bagi pasien yang mengalami masalah kesehatan, maka dimungkinkan kebutuhan dasarnya menjadi terganggu salah satunya adalah masalah dalam hal kebersihan diri atau Personal Hygiene. Kebutuhan dasar manusia merupakan focus dalam asuhan keperawatan, dalam hal ini perawat harus mempunyai pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien melalui proses keperawatan,

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang memfokuskan pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respons pasien terhadap penyakitnya. (Tarwoto, Watonah, 2006 : 2).

Untuk itu, makalah ini akan memaparkan tentang konsep kebersihan diri dan lingkungan, Macam-Macam Personal Hygiene, Faktor – Faktor yang mempengaruhi PH, Faktor lingkungan yang mempengaruhi hygiene klien di RS, Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH), Diagnosa Keperawatan dan Tindakan Keperawatannya, serta dapat membantu mahasiswa dalam belajar pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia pada kompetensi PERSONAL HYGIENE/ PH.

2.Konsep Dasar Kebersihan Diri dan lingkungan

Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat.

Konsep Dasar

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto, Wartonah, 2006 : 78).

Macam – Macam Personal Hygiene

  1. Perawatan kulit kepala dan rambut
  2. Perawatan mata
  3. Perawatan hidung
  4. Perawatan telinga
  5. Perawatan kuku dan tangan
  6. Perawatan genetalia
  7. Perawatan kulit seluruh tubuh
  8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Tujuan Perawatan Personal Hygiene

  1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
  2. Memelihara kebersihan diri seseorang
  3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
  4. Pencegahan penyakit
  5. Meningkatkan percaya diri seseorang
  6. Menciptakan keindahan

Faktor – factor yang mempengaruhi personal hygiene

  1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

  1. Praktik social

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

  1. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

  1. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

3. Asuhan Keperawatan pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH)

Sangat disayangkan masih banyak orang – orang yang mengabaikan kebersihan diri dan lingkungannya, terbukti semakin banyaknya jumlah penyakit yang diakibatkan karena adanya kebersihan diri dan lingkungannya yang kurang baik, contohnya penyakit kulit yang disebabkan karena jamur (tinea pedis, tinea kruris, tinea kapitis, dll) serta karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dapat mengakibatkan penyakit yang banyak ditemukan pada pasien anak – anak dimana perantaranya adalah nyamuk Aedes Aegypty yaitu DHF yang lebih familiar kita sebut dengan demam berdarah.

Tugas kita sebagai perawat apabila menemukan pasien dengan gangguan yang berhubungan dengan PH adalah memberikan asuhan keperawatan, melalui proses keperawatan.

Proses keperawatan adalah salah satu alat bagi perawat untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pasien. (Aziz Alimul Hidayat, 2002 : 8).

Proses keperawatan mengandung unsure – unsure yang bermanfaat bagi perawat dan klien. Perawat dan klien membutuhkan proses asuhan keperawatan dari bagaimana melakukan pengkajian untuk mendapatkan data, membuat diagnosa, merencanakan, melaksanakan dan menilai hasil dari asuhan keperawatan..

a. Pengkajian pada klien berhubungan dengan kebersihan diri (PH)

Sebelum melakukan pengkajian, perawat hendaknya dibekali pengetahuan yang berkaitan dengan dasar – dasar tentang struktur kulit, rambut dan kuku, agar data yang ditemukan pada pasien dengan gangguan PH bisa akurat dan sesuai.

Struktur Kulit

Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan terluar, dan aksesori – aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar sabasea dan kelenjar keringat).

Rambut

Rambut tumbuh dari invaginasi tubular pada epidermis yang disebut folikel, dan folikel rambut beserta kelenjar sabasea disebut sebagai ‘unit pilosebasea’.Ada tiga tipe rambut yaitu rambut lanugo yang halus dan lembut terdapat sewaktu dalam kandungan dan menghilang pada waktu usia janin mencapai bulan kedelapan; rambut velus yang tipis dan halus menutupi sebagian besar tubuh kecuali pada tempat – tempat dimana rambut terminal tumbuh; rambut terminal yang tebal dan berpigmen, terdapat pada kulit kepala, alis dan bulu mata yang tumbuh sebelum pubertas.struktur rambut medulla, korteks kutikula.

Kuku

Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari invaginasi epidermis pada dorsum falang terakhir dari jari. Lempengan kuku merupakan hasil pembelahan sel di dalam matriks kuku, yang tertanam dalam lipatan kuku bagian proksimal, tetapi yang tampak hanya sebagian yang berbentuk seperti bulan separuh (lanula) berwarna pucat pada bagian bawah kuku. Lempengan kuku melekat erat pada dasar kuku (nail bed) di bawahnya. Kutikula merupakan perluasan stratum korneum pada lipatan kuku proksimal ke atas lempengan kuku.

Kelenjar keringat dan sabasea

Kelenjar keringat ekrin penting dalam pengaturan suhu tubuh, fungsinya untuk mensekresi air, elektrolit, laktat, urea dan ammonia.Kelenjar sabasea terdapat disetiap tempat pada kulit mulai dari tangan sampai kaki. Tempat yang memiliki jumlah kelenjar yang banyak dan menonjol adalah kepala, leher, dada dan punggung.

Dermis

Adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah epidermis, dan merupakan bagian terbesar dari kulit.

Fungsi kulit

  1. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial
  2. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan mikroorganisme
  3. Fungsi-fungsi imunologis
  4. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi UV
  5. Mengatur suhu tubuh
  6. Sintesis vitamin D
  7. Berperan penting dalam daya tarik seksual dan interaksi sosial

PENGKAJIAN

a. Rambut

    • Keadaan rambut yang kusam
    • Keadaan tekstur

  1. Kepala
    • Botak / alopesia
    • Ketombe
    • Berkutu
    • Adakah eritema
    • Kebersihan

  1. Mata
    • Apakah sclera ikterik
    • Apakah konjungtiva pucat
    • Kebersihan mata
    • Apakah gatal / mata merah

  1. Hidung
    • Adakah pilek
    • Adakah alergi
    • Adakah pendarahan
    • Adakah perubahan penciuman
    • Kebersihan hidung
    • Bagaimana membrane mukosa
    • Adakah septum deviasi
  2. Mulut
    • Keadaan mukosa mulut
    • Kelembapannya
    • Adakah lesi
    • Kebersihan

  1. Gigi
    • Adakah karang gigi
    • Adakah karies
    • Kelengkapan gigi
    • Pertumbuhan
    • Kebersihan
  2. Telinga
    • Adakah kotoran
    • Adakah lesi
    • Bagaimana bentuk telinga
    • Adakah infeksi
  3. Kulit
    • Kebersihan
    • Adakah lesi
    • Keadaan turgor
    • Warna kulit
    • Suhu
    • Teksturnya
    • Pertumbuhan bulu
  4. Kuku tangan dan kaki
    • Bentuknya bagaimana
    • Warnanya
    • Adakah lesi
    • Pertumbuhannya
  5. Genetalia
    • Kebersihan
    • Pertumbuhan rambut pubis
    • Keadaan kulit
    • Keadaan lubang uretra
    • Keadaan skrotum, testis pada pria
    • Cairan yang dikeluarkan

  1. Tubuh secara umum
    • Kebersihan
    • Normal
    • Keadaan postur

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI (Rencana Keperawatan)

  1. Gangguan Integritas Kulit

Definisi : Keadaan dimana kulit seseorang tidak utuh

Kemungkinan berhubungan dengan :

    1. bagian tubuh yang lama tertekan
    2. imobilisasi
    3. terpapar zat kimia

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. kerusakan jaringan kulit

b. gangrene

c. dekubitus

d. kelemahan fisik

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. stroke

b. Fraktur femur

c. Koma

d. Trauma medulla spinalis

Tujuan yang diharapkan :

a. pola kebersihan diri pasien normal

b. keadaan kulit, rambut kepala bersih

c. klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

INTERVENSI :

  1. Kaji kembali kebutuhan personal hygiene pasien

Rasional : data dasar dalam melakukan intervensi

  1. Kaji keadaan luka pasien

Rasional : menentukan intervensi lebih lanjut

  1. Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandi pasien

Rasional : menghindari resiko infeksi kulit

  1. Jaga kebersihan tempat tidur, selimut bersih dan kencang

Rasional : mengurangi tekanan dan menghindari luka dekubitus

  1. Lakukan perawatan luka dengan teknik steril sesuai program

Rasional : penyembuhan luka

  1. Obesrvasi tanda – tanda infeksi

Rasional : pencegahan infeksi secara dini

  1. Lakukan pijat pada kulit dan lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

Rasional : mencegah dekubitus

  1. Gangguan membrane mukosa mulut

Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka

Kemungkinan berhubungan dengan :

    1. trauma oral
    2. pembatasan intake cairan
    3. pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. iritasi / luka pada mukosa mulut

b. peradangan / infeksi

c. kesulitan dalam makan dan menelan

d. keadaan mulut yang kotor

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

a. stroke

b. stomatitis

c. koma

Tujuan yang diharapkan :

a. Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda

b. Inflamasi tidak terjadi

c. Klien mengatakan rasa nyaman

d. Keadaan mulut bersih

INTERVENSI :

  1. Kaji kembali pola kebersihan mulut

Rasional : data dasar dalam melakukan intervensi

  1. Lakukan kebersihan mulut sesudah makan dan sebelum tidur

Rasional : membersihkan kotoran dan mencegah karang gigi

  1. Gunakan sikat gigi yang lembut

Rasional : mencegah pendarahan

  1. gunakan larutan garam atau baking soda dan kemudian bilas dg air bersih

rasional : larutan garam atau soda membantu melembabkan mukosa, meningkatkan granulasi dan menekan bakteri

  1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut

Rasional : mencegah gangguan mukosa

  1. laksanakan program terapi medis

rasional : membantu menyembuhkan luka atau infeksi

  1. Kurangnya perawatan diri / kebersihan diri

Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Kemungkinan berhubungan dengan :

    1. Kelelahan fisik
    2. Penurunan kesadaran

Kemungkinan data yang ditemukan :

a. Badan kotor dan berbau

b. Rambut Kotor

c. Kuku panjang dan kotor

d. Bau mulut dan kotor

Kondisi Klinis kemungkinan terjadi pada :

a. Stroke

b. Fraktur

c. Koma

Tujuan yang diharapkan :

a. Kebersihan diri sesuai pola

b. Keadaan badan, mulut, rambut dan kuku bersih

c. Pasien merasa nyaman

INTERVENSI :

  1. Kaji kembali pola kebersihan

Rasional : Data dasar dalam melakukan intervensi

  1. Bantu klien dalam kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku

Rasional : mempertahankan rasa nyaman

  1. Lakukan pendidikan kesehatan
    1. pentingnya kebersihan diri
    2. pola kebersihan diri
    3. cara kebersihan

rasional : meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperatif

IMPLEMENTASI (TINDAKAN KEPERAWATAN)

  1. KEBERSIHAN LINGKUNGAN
    1. Merapikan Tempat Tidur

Pengertian : membuat tempat tidur menjadi bersih dan rapi

Tujuan : memberikan kenyamanan pada pasien dalam memenuhi kebutuhan dirinya

Prosedur : terlampir

    1. Mengganti alat tenun

Pengertian : mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur pasien dengan pasien di atas tempat tidur dan pada tempat tidur kosong.

Tujuan :

    • Menciptakan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman
    • Menghilangkan hal – hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran / lipatan
    • Meningkatkan gambaran diri dan harga diri pasien dg menciptakan tempat tidur yang bersih, rapid an nyaman.
    • Mengontrol penyebaran mikroorganisme.

Prosedur : terlampir

  1. KEBERSIHAN DIRI
    1. Memandikan pasien di atas tempat tidur

Pengertian : membersihkan seluruh tubuh pasien terbaring di atas tempat tidur

Tujuan :

    • Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
    • Menghilangkan bau badan yang berlebihan
    • Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
    • Meningkatkan perasaan segar dan nyaman bagi pasien
    • Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit pasien

Prosedur :

Terlampir

    1. Merawat rambut
    • Menyisir rambut

Tujuan :

    • Untuk merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala
    • Meratakan minyak rambut dan meningkatkan kesehatan rambut
    • Meningkatkan rasa nyaman pasien
    • Memantau adanya masalah pada rambut dan kulit kepala

(contoh : kutu atau ketombe)

Prosedur : terlampir

    1. Mencuci rambut

Pengertian : menghilangkan kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan sampo atau sabun.

Tujuan :

    • merangsang sirkulasi pembuluh darah di kulit kepala dengan memberi pijatan / massage.
    • Membersihkan rambut dan meningkatkan rasa nyaman pasien.
    • Mengurangi rasa gatal pada kepala.
    • Menghilangkan ketombe.

Prosedur : terlampir

    1. Menggosok gigi

Pengertian : membersihkan gigi dengan menggunakan sikat dan pasta gigi.

Tujuan :

    • Mengangkat sisa makananan dari sekeliling gigi
    • Menghindari bau mulut dan meningkatkan kesegaran mulut
    • Mencegah gigi berlubang dan infeksi di jaringan mulut
    • Meningkatkan daya tahan tubuh

Prosedur : terlampir

    1. Memotong kuku

Pengertian : merawat kuku pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri.

Tujuan :

Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang.

Prosedur : terlampir

.

  1. Penutup

Makalah ini memaparkan tentang kebersihan diri dan lingkungan sebagai dasar bagi mahasiswa untuk belajar pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia, serta proses bagi penulis dalam mewujudkan buku ajar bagi mahasiswa.

Referensi

  1. Aziz Alimul Hidayat, 2002. “Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan”, Penerbit : EGC. Jakarta.
  2. Juli Soemirat Slamet, 2004.” Kesehatan Lingkungan”, Penerbit : Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
  3. Robin Graham-Brown, Tony Burns, 2005. “Dermatologi” Penerbit : Erlanggga.Jakarta.
  4. Tarwoto, Wartonah, 2006. “Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan”, Penerbit :Salemba Medika .Jakarta.
  5. Yulia Suparmi, dkk, 2008. “Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia”.Penerbit : PT.Citra Aji Parama.Yogyakarta.